Renungan Hari Minggu Biasa XXIII: “Orang Tuli Dibuatnya Mendengar!”

efata.png

Bacaan I : Yes 35:4-7a
Bacaan II : Yak 2:1-5
Bacaan Injil : Mrk 7:31-37

Injil hari minggu ini menceritakan bagaimana Yesus menyembuhkan seorang tuli dan gagap. Yesus memasukkan jariNya ketelinga orang itu, lalu ia meludah dan meraba lidah orang itu, kemudian sambil menengadah kelangit, Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya : “Efata!” artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepaslah pula pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik.

Dengan menyembuhkan teling orang itu Yesus mau menyatakan secara lambang bahwa Ia menyembuhkan dan mengangkat kemampuan pendengaran manusia untuk sanggup mendengarkan Sabda Allah. Sebab keselamatan kita tergantung dari derajat sampai dimana kita sanggup mendengarkan Sabda Tuhan. Kata Tuhan: “ Berbahagialah mereka yang mendengar sabda Allah dan menangkapnya”. (Dengan menyembuhkan orang tuli dan bisu itu, orang itu bukan saja sembuh, tetapi diselamatkan.)

Dalam kitab suci sering kali ditulis : Dengarkanlah sabda Tuhan! Mendengar Sabda Tuhan bukan saja sekedar menangkapNya dengan telinga, tetapi lebih-lebih dengan hati. Mamasukkan sabda Tuhan kedalam hati kita yang sudah distel, sehingga Sabda Tuhan meresap kedalam seluruh diri kita, ke dalam sikap hidup kita.

Dengan menyembuhkan lidah orang gagap itu Yesus mau menyatakan secara lambang supaya manusia hendaknya bisa mewartakan Sabda Tuhan yang telah didengarnya. Orang tidak boleh diam terhadap apa yag telah dia lihat dan dia dengar! Dia harus bisa mewartakan kebaikan dan karya besar Tuhan kepada orang lain . Dengan menyembuhkan orang tuli dan bisu itu, orang itu bukan saja sembuh, tetapi diselamatkan!

Apa kiranya makna kisah penyembuhan orang bisu – tuli ini bagi kita ?

Pertama : Pendengaran kita perlu dipertajam untuk mendengarkan sabda Tuhan.
Telinga kita memang menerima segala suara yang sedang tertangkap olehnya. Tetapi daya dengar manusia masih menyaring dan memilih apa yang disukai. Manusia mendengar apa yang dia suka. Manusia bukan hanya mendengar dengan telinga, tetapi lebih-lebih dengan hati. Dalam mendengar sebenarnya kita memilih apa yangn kita suka, siapa yang berbicara dan untuk apa yang dibicarakan. Oleh sebab itu sering terjadi walaupun seseorang itu berbicara sangat keras dalam suatu ceramah atau kotbah, tetapi bisa saja kita tidak dengar, karena kita tidak suka. Hati kita tidak distel untuk mendengar.
Kita hendaknya mendengar Sabda Tuhan dengan telingga, tetapi juga dengan hati.

Kedua :Kita hendaknya selalu siap untuk mewartakan karya dan kebaikan Tuhan yang kita lihat dan kita dengar. Kita tidak boleh memendamnya untuk diri kita saja.

Diceriterakan bahwa seorang misionaris dari Eropa memberi pelajaran agama untuk suatu suku dipedalaman Afrika. Ia berbicara tentang Allah yang menjadi manusia dalam diri Yesus dari Nazareth. Yesus ini telah mewartakan Kerajaan Allah. Dalam Kerajaan Allah itu orang hendaknya saling mencintai. Yesus bergaul dengan semua orang tanpa membeda-bedakan warna kulit, satus sosial dan kebudayaan. Ia mempunyai perhatian yang sangat khusus terhadap rakyat jelata, kaum pendosa dan penderita pelbagai penyakit. Ia mewartakan kebebasan dan menerima siapa saja sebagai saudaraNya dan Ia menyatakan bahwa semua orang adalah putera-puteri Allah………

Sebelum misionaris itu menyelesaikan pelajarannya, sang ketua suku menyela, bertanya : “ Sejak kapan Putera Allah yang menjadi manusia itu datang kedunia?”
Sang misionaris menjawab : “ Sudah 2000 tahun lalu !”
Dengan berang ketua suku itu berteriak: “ Sudah 2000 tahun lalu ?? Dan baru sekarang engkau menyampaikannya kepada kami?”

Memang setiap khabar baik harus diwartakan kemana-mana secepat mungkin. Pada saat tampan maupun tidak tampan.
Semoga Tuhan yang menyembuhkan si tuli dan si bisu, rela juga menyembuhkan telinga dan lidah kita, sehingga kita sanggup menangkap SabdaNya dan mewartakanNya, dengan telinga dan lidah yang sudah disembuhkanNya.

Sumber: Buku Homili Tahun B – Komkat KWI oleh Rm. Yosef Lalu, Pr

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *